SEARCH :
  • posted by Sep 5th, 2009

    Suasana kantor B-Tel sesaat terjadi gempa

    Suasana kantor B-Tel sesaat terjadi gempa

    Gempa yang terjadi Rabu lalu masih membayang di kepala banyak orang, termasuk saya. Seingat saya, ini merupakan salah satu gempa terbesar yang efeknya terasa di Jakarta.

    Ketika gempa berlangsung, kebetulan saya sedang turun dari kantor di lantai 3 dan bergegas masuk ke dalam mobil untuk menghadiri acara peluncuran buku paman saya tentang ‘microfinance’ di Wisma Antara Jakarta.

    Awalnya, saat turun ke bawah dari ruangan kerja, saya sempat heran kenapa saat keluar kantor sekitar pukul tiga sore sudah banyak karyawan Bakrie Telecom (B-Tel) yang hendak pulang. Begitu masuk ke mobil,  ternyata mobil saya bergoyang-goyang. Nyoman, supir saya, semula menyangka salah seorang staf sedang iseng bercanda menggoyang-goyang mobil dari belakang. Akhirnya kami mengetahui saat itu ada gempa. Karyawan pun berhamburan keluar gedung.

    Kami memutuskan untuk mengamankan diri, keluar dari mobil. Saya sempat mengabadikan beberapa foto situasi saat itu lewat BlackBerry saya. Seperti biasanya, bila terjadi hal-hal genting seperti itu yang pertama saya kontak adalah antv dan tvOne untuk mengetahui situasi, karena sering kali media elektronik lebih cepat mendapatkan informasi ‘lapangan’.

    Dari informasi pertama yang saya dapat, ternyata gempa berpusat di Tasikmalaya, dengan kekuatan 7,3 Skala Richter. Saya pun langsung menelepon Wakil President Direktur Erik Meijer untuk menanyakan nasib karyawan B-Tel di kantor cabang Tasikmalaya. Kebetulan Erik sedang dalam perjalanan ke Bandung tetapi tidak merasakan getarannya di jalan (mungkin karena ‘shock breaker’ mobilnya bagus.)

    Alhamdulillah, karyawan kami semua selamat. Hanya terjadi sedikit kerusakan, seperti jendela pecah, dinding retak-retak. Setelah itu, saya minta laporan secara periodik dari kantor cabang. Kepada HRD masing-masing perusahaan dibawah naungan Kelompok Usaha Bakrie, saya menyarankan agar keselamatan karyawan diutamakan. Karyawan segera dipulangkan.

    Setelah itu saya melanjutkan pergi ke Wisma Antara. Ternyata, acara itu juga sempat terhenti akibat gempa. Lucunya, menurut cerita yang saya dengar, acara terhenti di saat Menko Kesra Aburizal Bakrie yang juga hadir di acara itu sedang berpidato. Tapi, acara kemudian terus dilanjutkan.

    Bicara masalah Tasikmalaya, saya jadi teringat kembali masa-masa awal ketika kami merintis pengembangan jaringan Esia keluar Jakarta. Di awal tahun 2005, saya sempat keliling Jawa Barat dengan mobil untuk mempelajari potensi pasar telekomunikasi di sana.

    Selama lima hari saya naik mobil keliling Garut, Cianjur, Kuningan, Tasikmalaya, dan Bandung. Dalam 5 hari ini saya banyak masuk keluar bukan saja pasar HP, tapi juga pasar basah. Karena bagaimana pun juga, tren penjualan pulsa sangat mirip dengan penjualan ‘consumer product’ lainnya.

    Di waktu makan dan senggang, saya selalu suka mencicipi hidangan setempat.  Di Tasik, saya sempat diajak makan mie di suatu tempat—saya lupa namanya. Yang jelas mie-nya enak dan saya masih ingat sekali suasananya yang sederhana tapi mengesankan.

    Sekarang, Jawa Barat merupakan salah satu basis yang penting bagi B-Tel.  Pastinya saya akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu korban-korban gempa di Tasikmalaya.  Karena bagaimanapun juga para korban adalah ‘tetangga’ tempat kita berkerja.

    Seperti ketika terjadi musibah-musibah sebelumnya, seperti di Aceh dan Yogyakarta, saya dan sepupu-sepupu saya di dalam generasi ketiga keluarga Achmad Bakrie langsung berkomunikasi lewat ‘mailing list’ dan sepakat untuk membantu korban gempa Tasikmalaya. Kini muncul kembali keinginan untuk berbagi di antara kami, apalagi ini bulan Ramadan.

    Kami sepakat untuk membantu korban gempa, sebisa kami,

    Puing Masjid Cisoyong di Desa Cikadu, 25 km arah barat laut kota Tasik

    Puing Masjid Cisoyong di Desa Cikadu, 25 km arah barat laut kota Tasik

    melalui wadah Yayasan Bakrie Untuk Negeri bekerja sama dengan tvOne, antv, serta VIVAnews.com. Nantinya media-media ini juga menghimpun dana dari publik. Semua tim CSR di bawah Kelompok Usaha Bakrie juga telah sepakat untuk membantu. Jadi, ini adalah sinergi dari CSR kelompok usaha dengan anggota keluarga Bakrie. Gerakan ini sering kita namakan Gerakan Bakrie untuk Negri.

    Walaupun kegiatan sosial sudah ada sejak zaman kakek saya—di mana berbagai yayasan telah didirikan–namun baru sekarang ini kami berencana melakukannya secara terstruktur, terukur, tidak ada duplikasi sumber daya, dan tercipta suatu sinergi.

    Biasanya, di lokasi yang terkena musibah selalu ada dua langkah aksi, yakni: penanganan langsung darurat (’emergency’) dan pemulihan (‘recovery’). Kami berencana untuk fokus baik pada langkah penanganan langsung maupun pemulihan.

    Saya berharap, sedikit banyak kontribusi kami bisa membantu korban gempa Tasikmalaya untuk bangkit kembali.

7 Responses to “Gempa Tasikmalaya dan Cerita Bakrie Telecom di Jawa Barat”

  1. miyumi says:

    Mudah-mudahan ga ada lagi gempa dan bencana susulan setelah ini. Walaupun bersyukur kita masih selamat, tapi kasihan juga sodara2 kita yang jadi korban gempa….( Alhamdulillah keluarga saya yang di tasik selamat semua!) .
    Mas Anin semoga semua usaha dan niat baiknya diridhoi Allah ya…..
    mudah2an banyak yang terketuk hatinya dan ikut peduli dengan gerakan membantu korban gempa ini. Semoga sukses !!;)

  2. yudhasat says:

    Gempa kemarin memang betul-betul mengagetkan kita semua. Sekarang tugas kita semua yang tidak menjadi korban, adalah membantu para korban gempa. Mari kita menyingsingkan tangan, agar di bulan bahagia ini kita bisa meringankan kepedihan saudara-saudara kita di Jawa Barat, yang sedang terkena musibah.. Bravo Pak Anin!

  3. Berbagai bencana terus melanda tanah tercinta. Gempa, Tsunami, Banjir, Longsor dll. Sungguh beratnya ketika ditimpa bencana. Untuk itu sebesar apapun kontribusi yang kita berikan, insya Allah dapat meringankan beban saudara-saudara kita.

  4. Donni says:

    Alhamdulillah Pak, Allah masih sayang sama kita dan diberi umur panjang.
    Hikmah atas bencana ini adalah :
    1. Kita harus lebih sering berinfak / sedekah, sehingga Allah akan menjauhkan kita dari bencana.. kalaupun kena, efeknya kecil.
    2. Segera buat gedung dan sistem network secara redundansi sehingga kalo salah satu gedung roboh maka layanan BTEL tidak akan mati total.

    Selamat Idul Fitri Pak. Mohon maaf lahir batin.
    Semoga Allah menerima amalan kita dan kita masih bisa berjumpa dengan Ramadhan di tahun depan.

    Amin.

  5. nona tari says:

    saya bersyukur karena ternyata masih ada konglomerat yang peduli dengan orang lain seperti anda. sukses untuk anda n Tuhan memberikati selalu

  6. tri says:

    Trima kasih Pak atas segala bantuannya buat saudara2 kita yang sedang mengalami kesusahan. Negara kita membutuhkan banyak orang seperti bapak .

    Bapak anindya yang terhormat, saya salah seorang pengurus organisasi kepemudaaan di kampung saya. kami berencana mengadakan kegiatan pengadaan tempat sampah gratis buat warga disekitar lingkungan kami, apakah bapak berkenan membantu program kami ini. Atas perhatian bapak kami ucapkan terima kasih.

Leave a Reply