-
posted by Anindya Sep 3rd, 2009
Oleh: Anindya N. Bakrie
TEKNOLOGI bukan saja telah mengubah pemerolehan dan pengiriman informasi, akan tetapi sudah dan akan terus mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia. Dalam dua dekade terakhir, dengan tumbuhnya industri pertelevisian Indonesia, 80 juta rumah yang ditempati hampir seluruh penduduk Indonesia telah dapat menikmati informasi dan hiburan secara mudah dan cuma cuma. Dalam satu dekade terakhir, dengan tumbuhnya industri telepon genggam, hampir 85 juta penduduk Indonesia telah dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan berbagai macam informasi.
Saya percaya, dalam satu dekade ke depan, dengan majunya infrastruktur ’backbone’ telekomunikasi, akan lebih dari 100 juta penduduk yang dapat mengakses dunia maya, di mana tentunya terdapat informasi yang luar biasa jumlahnya.
Teknologi-teknologi ini, walaupun mempunyai pertumbuhan yang berbeda, ke depan akan saling bersinergi, berkesinambungan dan berinteraksi dalam penyajiannya kepada pengguna. Seperti terlihat di industri telepon genggam, selama teknologi disajikan dengan kriteria: sederhana, harga terjangkau dan bernuansa lokal, pengguna dapat menerima dengan baik. Bahkan, saya pun berandai-andai bahwa teknologi telepati pun, apabila sudah ada dan memenuhi kriteria kriteria tadi, dapat pula disajikan, dan pasti diterima dengan baik oleh masyarakat.Fenomena kolaborasi dari berbagai macam teknologi ini, kerap dikenal di industri ini, dengan termin ”konvergensi tiga layar”: layar TV, layar telepon genggam dan layar komputer. Dengan konvergensi ini pula lah, berbagai macam konten dapat didistribusikan melalui berbagai macam cara dalam waktu yang seketika. Fenomena ini pula lah yang melahirkan terjadinya komunitas-komunitas di dunia maya yang melampaui segala macam batasan, seperti batas geografis dunia, demografi, psikografi dan lain lain. Sebagai salah satu contoh adalah situs jaringan sosial atau ’social networking’ Facebook yang mempunyai pengunjung harian sebanyak 132 juta orang per hari, jumlah yang dua kali lebih besar dari penduduk Inggris pada saat ini.
Kami di VIVA Media Group ingin mencoba menjadi salah satu pelaku terdepan dalam ’konvergensi tiga layar’ ini. Pada saat ini, VIVA memayungi dua TV nasional, yaitu antv dan TV One, di mana antv fokus kepada konten hiburan keluarga dan pemberitaan dengan titik berat sisi kemanusian, TV One fokus kepada konten pemberitaan sosial-politik-ekonomi, serta konten olahraga. Pada 17 Desember 2008 lalu, kami juga telah meluncurkan awal pelayanan media internet kami, yaitu vivanews.com. Kami berharap, di kemudian hari dapat kami luncurkan media internet yang lain sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Walaupun VIVA akan membuat berbagai macam konten, kami juga menganut sistem kolaborasi dengan berbagai macam penyedia konten di luar grup kami. Saya percaya bahwa hanya dengan berkerja sama lah, kami dapat menyajikan yang terbaik kepada pengguna yang beragam latar belakang dan aspirasinya.
Banyak pihak menanyakan mengapa kami meluncurkan VIVA dan VIVAnews pada saat ini, di mana tantangan ekonomi dan sosial politik Indonesia sangat besar dan kompleks. Saya menjawab, justru saat ini lah yang baik untuk melakukan investasi di industri media konvergensi ini. Bukan saja kami dapat melayani para pengguna servis kami seperti pemirsa, pelanggan maupun pengiklan dengan lebih baik, tetapi kami juga berharap sedikit banyak dapat membantu peningkatan lapangan kerja; sembari juga melakukan penghematan dengan mensinergikan fasilitas perusahaan perusahaan kami.
Saya juga tentunya berharap agar media-media kami dapat melakukan diseminasi informasi yang aktual dan berimbang kepada masyarakat luas di jaman yang penuh dinamika ini. Tapi pada dasarnya, naluri bisnis kami ini sangat erat hubungannya dengan kepercayaan kami akan kepemimpinan Pemerintah Indonesia dalam menghadapai segala jenis permasalahan dan musibah akhir akhir ini.
Saya mengharapkan saran, kritik, dan dukungan dari teman-teman sekalian di blog ini, supaya kami dapat mewujudnyatakan visi kami ke depan.
VIVA, dalam bahasa latin, berarti ‘hidup’. VIVA dapat juga merupakan singkatan dari “Victory for Indonesia, Victory for All. Hiduplah Indonesia-ku, hiduplah tanah air-ku tercinta.
(Sambutan pada Peluncuran VIVA Media Group dan VIVAnews.com di XXI-Jakarta Theatre, 17 Desember 2008)
3 Responses to “VIVA: Victory for Indonesia, Victory for All”
Leave a Reply
INSTAGRAM
TWITTER
FACEBOOK
Great speech!
pak anin, boleh saya sedikit protes? kok tampaknya akhir-akhir ini Anteve agak “dianaktirikan” dibanding tv one akhir-akhir ini, tv one so smart banget programnya dan anteve agak acakadul (kalo ga mau dibilang agak kurang mendidik) bukannya dua-duanya “anak” pak anin? 🙂
Mbak, terima kasih untuk masukannya. Nanti saya akan bicarakan dengan teman teman di antv dan tv one ya. …