SEARCH :
  • posted by Oct 12th, 2012

    Pelantikan HIPMI Jabar dan Dialog Kebangsaan_Bandung_09102012 (3)Kemarin, Selasa 9 Oktober 2012, saya diundang menjadi pembicara di acara “Forum Garuda Muda”. Acara ini digelar di Trans Luxury Hotel bersamaan dengan pelantikan Badan Pengurus HIPMI Provinsi Jawa Barat.

    Saya hadir bersama tokoh muda lainnya yang menjadi pembicara mewakili bidangnya masing-masing. Ada Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono (putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) yang mewakili tokoh muda di bidang militer, Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf, yang mewakili bidang pemerintahan, Politisi PAN Bima Arya Sugiarto yang mewakili bidang politik, saya sendiri yang mewakili dunia usaha, serta Ketua Umum BPP HIPMI Raja Sapta Oktohari.

    Kami berlima memaparkan mengenai kondisi bangsa dan kepemimpinan dalam berbagai aspek sesuai bidang kami masing masing. Dalam diskusi, tergambar perspektif anak muda mengenai bidang pemerintahan, kemiliteran, dunia usaha, politik, serta kesejahteraan rakyat.

    Dalam kesempatan itu, saya memaparkan pandangan saya mengenai perekonomian dan kondisi dunia usaha di Indonesia. Saya mengatakan bahwa bangsa ini berpeluang untuk menjadi bangsa yang maju atau negara besar ke depan. Sebab hari ini, tanda-tanda kearah situ sudah mulai terlihat. Seperti apa? mari kita lihat satu persatu.

    Dalam sebuah laporan riset bulan September lalu, McKinsey Global Institute menyebut Indonesia akan menjadi 10 besar negara dengan kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2030. Dalam laporan yang berjudul “The Archipelago Economy : Unleashing Indonesia’s Potential” itu Indonesia ada di peringkat ke tujuh. Jika benar terjadi nanti, maka ini akan jadi lompatan besar, karena Indonesia saat ini (2012) berada dalam urutan 16 besar dunia.

    Pemerintah sendiri dalam Visi 2025 menargetkan Indonesia berada di peringkat 12 besar dunia, dengan PDB sebesar US$ 3.8 trilyun. Meskipun 2025 itu tidak lama lagi (13 tahun dari sekarang), namun target ini diyakini akan tercapai. Lihat saja kondisi Indonesia 13 tahun yang lalu (1999), jika dibandingkan dengan sekarang, terlihat kita telah mengalami transformasi yang sangat signifikan.

    Dalam kurun waktu itu secara umum Indonesia telah mengalami proses demokratisasi, desentralisasi, dan deregulasi yang cukup pesat. Hal ini juga berdampak ke situasi ekonomi di Indonesia. Pada tahun 1999 Indonesia adalah negara yang tidak diperhitungkan di kancah ekonomi dunia, akan tetapi saat ini Indonesia telah menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Hal ini terlihat dari indikator-indikator ekonomi Indonesia (missal pertumbuhan GDP, rasio hutang terhadap GDP (debt/GDP), dan lain sebagainya, yang terus membaik dalam beberapa tahun belakangan ini.

    Dalam 10 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 5.2 persen, atau ketiga tertinggi di dunia. Setelah Cina dan India. Bahkan saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6.5 persen,  berada di urutan kedua setelah China yang tumbuh 7.3 persen. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia juga telah menunjukkan stabilitas ekonominya, yaitu menurunkan inflasi dari double digit menjadi hanya 8.4 persen.  Utang pemerintah turun secara signifikan jika dibandingkan dengan PDB, yaitu turun 70 persen ke tingkat 25 persen.

    Menurut World Economic Forum (WEF), Indonesia menempati posisi ke-25 dalam stabilitas ekonomi secara global. Ini adalah peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan peringkat ke-89 pada tahun 2007.Kondisi dunia ke depan, juga akan menguntungkan Indonesia. Lihat saja populasi penduduk dunia tahun 2045 yang diperkirakan sebaganyak 9 miliar. Menurut FAO (Food and Agriculture Organization of United Nation), penduduk di tahun 2030 saja diprediksi akan mencapai 8.3 milyar. Ini akan diikuti dengan konsumsi kalori per orang yang terus bertambah. Maka hal ini dapat mengakibatkan kekurangan pangan, sumber daya energi dan penyediaan air bersih.

    Indonesia sudah sewajarnya bersyukur karena Indonesia memiliki ke tiga aspek penting tersebut yaitu makanan, energi dan air bersih. Ke tiga hal tersebut akan menjadi sumber kekuatan baru dalam perekonomian mendatang. Maka sangat diperlukan perumusan kebijakan-kebijakan publik yang strategis dalam mengelola sumber kekuatan baru tersebut.

    Pelantikan HIPMI Jabar dan Dialog Kebangsaan_Bandung_09102012 (5)Dalam konteks ketahanan pangan, peningkatan produktifitas dalam hal pertanian dan perikanan adalah sebuah keharusan. Sebagai contoh hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan produksi, pengalihan produksi tanaman ke tanaman unggulan. Dalam konteks konservasi energi, Indonesia memasuki periode pertumbuhan yang membutuhkan banyak sumber daya, saatnya Indonesia dapat beralih untuk memanfaatkan sumber daya energi terbarukan seperti tenaga panas bumi yang saat ini baru sekitar 4% yang sudah termanfaatkan, ataupun sumber energi alternative lainnya antara lain ternaga surya, tenaga angin dan biomassa.

    Dalam konteks penyediaan air bersih, berdasarkan hasil riset dari McKinsey Global Institute, Indonesia akan mengalami tantangan dalam penyediaan air bersih. Diproyeksikan, sebanyak paling tidak 55 juta penduduk miskin atau sekitar 20% dari total penduduk Indonesia tidak akan memiliki akses pada sanitasi yang memadai dan sekitar 25 juta penduduk akan mengalami kesulitan pasokan air bersih. Ini perlu perhatian serius ke depan.

    Di tahun 2045, Indonesia diprediksi  akan menjadi salah satu dari lima negara dengan GDP terbesar. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga diprediksi akan sangat pesat, walaupun prediksi pertumbuhan tersebut bervariasi dalam rentang 10 – 15 persen per tahun. Kondisi geopolitik juga akan berubah, di mana Asia Tenggara akan memiliki peran yang lebih besar dan lebih penting di kancah perekonomian dunia, dengan Indonesia sebagai motor penggerak utamanya. Separuh dari GDP ASEAN  di sumbang dari Indonesia.

    Perlahan-lahan, pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia juga mulai dibangun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lagi terpusat di Jakarta. Banyak kota-kota lain di Indonesia yang tumbuh sangat cepat;  rata-rata selama satu  dekade  terakhir tumbuh di tingkat 6.4 persen, mengalahkan Jakarta yang hanya 5.8 persen. Kota-kota tersebut antara lain adalah Medan, Bandung, Surabaya, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Akan tetapi, hal ini harus lebih ditingkatkan lagi.

    Dari sisi edukasi juga perlu dilakukan peningkatan agar Indonesia makin unggul ke depan. Para pemuda juga harus memiliki wawasan yang luas, baik nasional maupun internasional. Agar sumber daya manusia kita dapat bersaing secara global, maka pendidikan adalah menjadi kunci utama. Sektor ini jelas membutuhkan reformasi. Berdasarkan statistik hanya 16,7 persen penduduk Indonesia mengenyam pendidikan tinggi, dibandingkan 32.4 persen di Malaysia dan 43 persen di Thailand. Artinya dibandingkan negara tetangga saja kita masih tertinggal jauh.

    Belum lagi bila kita bicara dua negara kekuatan ekonomi baru dunia, Cina dan India. Cina telah menghasilkan sebanyak 800 ribu doktor terutama dibidang teknik, rekayasa engineering dan finance. India telah menghasilkan 750 ribu doktor. Sebuah survei menyebutkan di AS, satu dari enam orang professor berasal dari India. Sementara Indonesia pada tahun 2014 baru menargetkan mempunyai tenaga doktor sebanyak 50 ribu orang. Sebagian besar doktor di bidang sosial dan agama. Saat ini jumlah doktor di Indonesia sekitar 40 ribu orang.

    Salah satu usaha Bakrie Group untuk mendukung hal ini adalah melalui Bakrie Center Foundation (BCF) yang kegiatannya antara lain memfasilitasi penelitian gabungan di bidang studi kebijakan global antara universitas-universitas di Indonesia, dengan berbagai institusi internasional (RSIS, Carnegie). Selain itu, BCF juga memberikan beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswa program magister (S2) di berbagai penjuru Indonesia dalam usahanya untuk membantu peningkatan dan pemerataan pendidikan.

    Selain ekonomi dan edukasi, kedepannya sektor kesehatan (healthcare) dan hiburan (entertainment) juga akan menjadi semakin penting. Indonesia hanya bisa tumbuh dengan ditunjang oleh penduduk yang sehat, memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit sehingga produktifitas bisa terjaga. Produktifitas penduduk juga bisa menurun tanpa adanya hiburan yang memadai untuk menjaga agar semanagat kerja tetap tinggi.

    Di bidang kesehatan, terdapat paling tidak dua masalah serius yang harus kita benahi bersama. Yang pertama adalah kurangnya jaminan kesehatan dan asuransi yang diberikan kepada para penduduk miskin dan kurangnya sumber daya dokter yang terampil. Indonesia hanya memiliki satu orang dokter per 10,000 penduduk, sementara Cina, India, Malaysia, Filipina, dan Vietnam masing-masing memiliki 14,6,7,12, dan 6.

    Kurangnya jaminan asuransi kesehatan disebabkan karena jumlah angkatan kerja informal di Indonesia masih tinggi yaitu tiga kali lebih besar dari lapangan kerja formal, dimana hal ini membuat paling tidak lebih dari 90 juta orang Indonesia tidak memiliki akses untuk jaminan asuransi kesehatan yang memadai. Hal ini lah yang perlu dicermati bersama, bagaimana para pengusaha di Indonesia dapat lebih memahami pentingnya kesehatan, dengan memberikan jaminan asuransi kesehatan yang cukup kepada para pekerjanya.

    Di dunia hiburan, juga banyak peluang yang bisa dimanfaatkan, sembari menyajikan hiburan yang bermutu bagi masyarakat. Kelompok Usaha Bakrie sendiri melalui PT Visi Media Asia tbk atau lebih dikenal dengan VIVA, saat ini cukup concern untuk memberikan sajian hiburan yang bermutu dan berkualitas namun tetap fresh dan menarik. Saat ini  VIVA menaungi perusahaan media nasional yang menaungi dua jaringan televisi nasional, yaitu tvOne yang berfokus pada berita dan olahraga dan antv yang berfokus pada gaya hidup atau hiburan, serta media online atau mega portal VIVA.co.id.

    Untuk maju, yang tidak kalah pentingnya adalah inovasi. Inovasi untuk menjembatani kelangkaan sumber daya dan distribusi sumber daya yang tidak merata. Dalam 15 – 20 tahun terakhir kita telah melihat teknologi telekomunikasi melalui internet sebagai inovasi yang dapat menjembatani kebutuhan konektivitas di seluruh dunia. Pada tahun 2045 nanti, inovasi yang bisa menjembatani kebutuhan makanan, energi, dan air bersih akan menjadi sangat penting.

    Internet sering disebut sebagai kekuatan yang mendorong percepatan. Dengan etos utamanya -konektivitas, open source, kebebasan ekspresi, dan crowdsourcing- internet merupakan teknologi yang produktif. Internet mendorong  laju inovasi sangat cepat. Inovasi yang dipicu oleh internet juga mengubah paradigma lama, bahwa yang besar bakal mengalahkan yang kecil menjadi “Yang cepat akan mengalahkan yang lambat”.

    Pelantikan HIPMI Jabar dan Dialog Kebangsaan_Bandung_09102012 (1)

    Banyak contoh sukses sebuah inovasi bisnis yang berbasis internet. Facebook, Twitter, Instagram, dan mesin pencari raksasa Google adalah contoh fenomenal. Di dalam negeri kita bisa menyebut KasKus sebagai contoh sukses. Hanya dengan modal dan jumlah tenaga kerja minimal, mereka bisa meraih hasil maksimal.

    Untuk bisa berinovasi, para pemuda Indonesia harus memperkaya wawasan, di mana salah satu caranya adalah dengan belajar dari kemajuan-kemajuan di negara lain. Namun satu hal yang perlu diingat adalah bahwa pembelajaran tersebut tidak bisa langsung diterapkan begitu saja (mentah-mentah) di Indonesia. Hal ini adalah karena Indonesia adalah negara yang sangat unik, sehingga untuk meminimalisasi resistensi penduduk, pembelajaran dari luar tersebut harus diadaptasi dan diterapkan dengan cara Indonesia, dengan budaya lokal Indonesia.

    Dalam hal pemenuhan kebutuhan akan energy dan air bersih, belakangan ini juga bermunculan beberapa macam inovasi dengan biaya produksi yang sangat terjangkau: kompor biogas seharga USD 30, lampu dan power source yang diisi dengan tenaga matahari seharga USD 40, dan filter/penyaring air bersih seharga USD 14, dan sebagainya. Salah satu peran penting yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah menyalurkan teknologi-teknologi tersebut ke daerah-daerah yang sangat membutuhkan sehingga bisa membantu dalam usaha pemerintah untuk mempercepat pemerataan pembangunan.

    Dari paparan di atas, saya yakin Indonesia akan menjadi negara yang besar. Indonesia akan sangat atraktif dalam beberapa tahun ke depan. Pertumbuhan ekonominya sangat tinggi dan stabil karena ditopang oleh konsumsi domestik yang tinggi. Indonesia saat ini juga menjadi pasar yang atraktif bagi penanam modal dan berbagai perusahaan ritel dunia. Bagi pengusaha daerah peluang juga akan terbuka semakin lebar dengan munculnya pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jakarta. Kesiapan sumber daya manusia yang kompetitif dan mempunyai wawasan global menjadi kunci agar pengusaha daerah bisa menjadi tuan di daerahnya masing-masing.

    Itulah yang saya sampaikan pada acara tersebut. Saya berpesan kepada kaum muda, terutama yang bergerak di dunia usaha, bahwa sebagai pengusaha nasional, kita juga harus dapat memainkan peran besar dan tidak lagi hanya menjadi penonton.

Leave a Reply