-
posted by Anindya Sep 6th, 2018
Asian Games yang ke-18 tahun 2018 baru saja digelar. Kali ini Indonesia menjadi tuan rumahnya. Acara olahraga terbesar kedua di dunia ini dihelat di dua kota yaitu Jakarta dan Palembang.
Asian Games kali ini sangat berkesan bagi saya. Bukan hanya karena negara dan kota saya jadi tuan rumahnya, namun juga karena saya terlibat langsung di dalamnya.
Sebagai ketua umum Pengurus Besar Parsatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) saya (bersama para pengurus) bertugas sebagai penyelenggara event akuatik. Alhamdulillah di Asian Games 2018, venuenya sangat bagus yaitu GBK Aquatic Stadium yang merupakan salah satu yang terbaik di Asia Tenggara.
Selain itu, saya juga menjadi bagian dalam pawai obor atau torch relay. Ini juga penting karena tak lengkap bicara Asian Games 2018, tanpa bicara obor Asian Games.
Obor tersebut dibawa keliling 18 propinsi (54 kota dan kabupaten) dan menempuh jarak sekitar 18 ribu kilometer. Dengan acara Pawai Obor atau Torch Relay Asian Games, yang meriah karena dipadukan dengan acara seni dan budaya setempat.
Setelah sebulan keliling Indonesia, pada 18 Agustus, obor akan tiba di Stadion Utama Gelora Bung Karno, pada saat acara Pembukaan Asian Games 2018.
Api di obor ini berasal dari sumber api abadi di India. Kenapa India? Karena India adalah tuan rumah pertama Asian Games tahun 1951.
Setibanya di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta, api dari India itu disatukan dengan api abadi yang diambil dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. Penyatuan dilakukan di Candi Prambanan. Setelah itu torch atau obor api Asian Games ini dibawa dengan berlari keliling Indonesia sampai finis di Jakarta.
Alhamdulillah saya beruntung menjadi salah satu pelari yang membawa obor ini. Saya membawa lari obor dari Pos 5 menerima estafet dari Samsul Anwar Harahap (mantan petinju) sampai Pos 6 dan menyerahkan estafet pada sahabat saya Anjasmara, di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sahabat saya Lukman Sardi juga jadi salah satu pembawa obor. Ini pengalaman yang tak akan saya lupakan seumur hidup saya.
Api abadi ini adalah simbol semangat yang terus menyala. Bukan hanya semangat untuk pertanding dan meraih prestasi, tetapi juga semangat kebersamaan dan persahabatan.
Semangat ini jelas terlihat dari prestasi atlet Indonesia di Asian Games kali ini. Dengan semangat juang tinggi, atlet kita memborong prestasi. Indonesia yang hanya ditarget masuk 10 besar, secara mengejutkan justru masuk lima besar. Merah putih menempati posisi empat dengan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu.
Lalu bagaimana dengan olahraga akuatik? Harus diakui kita memang belum merajai level Asia yang berisi para atlet olimpiade ini. Karenanya, kita belum bisa menghentikan puasa medali yang sudah berlangsung selama 28 tahun di cabang ini.
Meski demikian, salah juga jika dikatakan atlet akuatik kita tidak berprestasi. Sebab di Asia Tenggara Indonesia masih berjaya dan di Asian Games 2018 ini atlet akuatik Indonesia menunjukkan kemajuan yang cukup berarti.
Lihat saja di cabang renang, ada sebanyak sembilan rekor nasional (rekornas) yang dipecahkan para perenang kita. Di cabang polo air putra juga mengalami kemajuan. Jika sebelumnya tidak diikutkan di Asian Games karena dinilai tidak berpotensi (terakhir ikut tahun 1970), kini tim polo air putra Indonesia bisa menembus 10 besar dan berada di posisi delapan. Di loncat indah pun demikian. Di nomor menara shyncro, atlet Indonesia berhasil menduduki posisi ke-4.
Dalam soal penyelenggaraan, Alhamdulillah banyak yang memuji venue GBK Aquatic Stadium dan panitia. FINA, AASF, OCA, dan negara peserta kerap memberikan pujian dan apresiasi pada kami. Bahkan mendorong agar kami berani biding untuk jadi tuan rumah kejuaraan Asia AASF 2020. Sukses penyelenggaraan ini tentu menjadi penyejuk setelah lama kami bekerja keras untuk menjadi bagian suksesnya gelaran akbar ini.
Sukses pengelenggaraan sendiri adalah satu dari tiga sukses Asian Games 2018, yaitu sukses penyelanggaraan, sukses prestasi, dan sukses administrasi. Alhamdulillah Indonesia sukses baik prestasi dan penyelenggaraan bahkan banjir pujian dari dunia.
Indonesia bahkan memberanikan diri untuk menawarkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Sebuah langkah maju yang bukan tidak mungkin bisa terwujud dan terealisasi.
Selain kesuksesan, Asian Games 2018 ini juga menghadirkan semangat kebersamaan dan persahabatan. Ini sangat terlihat bahkan sejak awal pembukaan. Misalnya saja Korea Utara dan Korea Selatan. Dua negara di Semenanjung Korea ini selama ini terpisahkan oleh perang dan seolah menjadi seteru abadi. Namun di Asian Games kali ini mereka bersatu di bawah satu bendera yaitu Korea (dengan gambar Semenanjung Korea sebagai benderanya).
Selain itu di saat tahun politik yang membelah masyarakat jadi dua kubu, Asian Games juga menyatukan. Di cabang pencak silat, seorang atlet yang meraih medali emas mengajak Jokowi dan Prabowo berada di dalam satu pelukan. Masyarakat pun bersatu mendukung tim yang sama yaitu Indonesia.
Kesuksesan dan persatuan yang hadir saat Asian Games 2018 memang cukup indah dan bagus bagi Indonesia. Semoga ini terus berlangsung walau pesta olahraga Asian ini telah berakhir. Semoga abadi, seperti api abadi yang membuka gelaran ini
Leave a Reply
INSTAGRAM
TWITTER
FACEBOOK