SEARCH :
  • posted by Oct 16th, 2014

    IMG_5099Gordon E. Moore, salah satu pendiri Intel, pernah mengatakan bahwa kompleksitas sebuah mikroprosesor akan meningkat dua kali lipat tiap 18 bulan sekali. Apa yang dikatakan oleh Moore itu kemudian dikenal sebagai Hukum Moore atau Moore’s Law.

    Meski Hukum Moore dewasa ini dianggap tidak relevan, karena ternyata dengan teknologi nano waktu yang dibutuhkan menjadi lebih singkat dari 18 bulan, tapi Moore’s Law tetap jadi acuan. Pengembangan industri semikonduktor masih menjadikannya sebagai patokan target atau tujuan yang ingin dicapai. Hasilnya komputer dan peralatan teknologi lainnya menjadi semakin cepat dari waktu ke waktu.

    Akhir pekan lalu (Sabtu, 11 Oktober 2014), saya menceritakan Hukum Moore ini kepada para anak muda di Semarang. Mereka adalah anak muda yang tergabung dalam Wirausaha Undip yang mengundang saya menjadi pembicara di Grand Seminar Entrepreneur Grow and Move (EGROVE) 2014. Dalam acara yang digelar di Gradika Bhakti Praja, Semarang, itu saya memberikan ceramah wirausaha bersama dengan Wempy D. Koto, CEO Wardour & Oxford.

    Kepada anak muda Semarang ini saya katakana bahwa seperti halnya Hukum Moore, saya juga percaya kecerdasan manusia juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Saya meyakini bahwa setiap 10 tahun, manusia menjadi lebih cerdas dua kali lipat dari generasi sebelumnya.

    Ini artinya ada peluang besar. Manusianya makin cerdas, teknologinya juga makin menunjang. Sekarang pun, dengan kemajuan teknologi informasi, semua ilmu bisa didapat dengan cepat di internet. Internet juga menciptakan peluang untuk bisa maju dan berhasil.

    Seminar 1

    Kemajuan teknologi informasi ditambah dengan kecerdasan manusia yang terus meningkat, membuka peluang bagi siapa saja untuk sukses. Usaha di bidang teknologi informasi atau internet relatif tidak memerlukan modal yang besar. Yang diperlukan adalah kecepatan. Kecepatan dalam menemukan ide baru, kecepatan berinovasi, dan kecepatan mengeksekusinya menjadi sebuah produk yang bagus dan menjawab permasalahan atau kebutuhan pengguna.

    Di bidang ini, tidak perlu menunggu menjadi besar dahulu untuk menantang perusahaan besar. Sebab siapa pun bisa bersaing, tumbuh cepat menjadi besar, dan mengalahkan yang besar. Sebab di sini bukan lagi yang besar mengalahkan yang kecil, tetapi yang cepat mengalahkan yang lambat.

    Mereka yang lambat berinovasi, yang stagnan, tidak memiliki ide baru, dan telat mengantisipasi perubahan pasar, akan kalah digilas oleh pemain baru. Apple, sebuah perusahaan teknologi yang dimulai dari garasi, dengan modal ide dan inovasi, akhirnya bisa mengalahkan perusahaan sebesar ExxonMobil.

    Di China juga banyak contoh sukses, seperti Jack Ma dengan Alibaba-nya, dan lain sebagainya. Sekarang perusahaan China yang masuk pasar Amerika sudah memasukkan 700 miliar, sementara perusahaan Amerika sendiri di sana sekitar 1 triliun. Jadi sebentar lagi tersusul.

    IMG_20141011_140859

    Kita bisa belajar dari China, karena Indonesia saat ini, sama dengan China 15 tahun yang lalu. Apalagi kita juga memiliki potensi yang sangat menjanjikan di bidang ini. Lihat saja bisnis e-commerce yang telah menjadi bagian penting dari perkembangan internet di tanah air. Data Asosiasi E-Commerce Indonesia (idea) menunjukkan total nilai transaksi pada tahun lalu mencapai sekitar Rp94 triliun. Bahkan diprediksi pada 2016 nanti bisa meningkat menjadi sekitar Rp283 triliun.

    Ini adalah peluang besar yang bisa dimanfaatkan. Saya yakin anak muda Indonesia bisa. Yang penting harus punya ide brilian dan eksekusi bisnis yang bagus. Karena bisnis itu 1 persen ide dan 99 persen eksekusi. Ini harus diperhatikan, karena biasanya anak muda banyak ide tapi lemah di eksekusinya. Bisa karena kurang ulet, tidak hati-hati, kurang fokus, dan lain sebagainya.

    Maka jadilah pengusaha yang ulet. Harus selalu ada keinginan kuat untuk berhasil. Harus selalu berusaha memecahkan masalah. Sebab produk yang bagus biasanya adalah produk yang bisa memecahkan masalah dan menjawab kebutuhan pengguna.

    Satu lagi yang tidak boleh ketinggalan adalah jaringan. Menjadi pengusaha harus banyak jaringan, banyak teman atau kawan. Harus sering bersilaturahmi. Karena seperti sabda Nabi; orang yang rajin bersilaturahmi akan panjang umur dan banyak rezeki. Internet juga bisa membuat kita mudah memiliki banyak teman, tapi harus hati-hati juga, karena teman di dunia maya banyak yang palsu juga.

    Saya sendiri sudah terjun di bisnis ini. Saya juga telah memutuskan ingin membantu mereka yang ingin maju di dunia ini. Saya ingin menciptakan ekosistem bagi startup atau pengusaha-pengusaha baru di industri ini. Saya yakin ini bisa jadi jalan pintas kita untuk bersaing dan mengalahkan negara maju.

    Saya yakin suatu saat kita bisa melakukannya. Karena inilah saatnya yang cepat mengalahkan yang lambat.

Leave a Reply